HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa ) KOTA KEDIRI GELAR SARASEHAN DAN DIALOG BUDAYA DALAM RANGKA MAPAK SRENGAT KAMARDIKAN 17 AGUSTUS 2024




Kediri,- Nuswantoro pos.com Budayawan Kediri yang terbentuk dalam Organisasi HPK (Himpunan Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa) Lestarikan Kearifan lokal budaya Jawa di Indonesia dengan menggelar Acara Wedaran Makna Filosofi Hari Pasaran Jawa, dengan Tema Mapak Srengat KAMARDIKAN, yang mana di era digitalisasi masyarakat milenial masih banyak yang belum paham terkait Hari Pasaran Jawa. 

Acara yang di ketuai oleh Ki Joko Pitono ini digelar Minggu 11 Agustus 2024 di Taman wisata Kota Kediri Taman Sekartaji kecamatan Mojoroto Kota Kediri yang dihadiri oleh Ketua HPK Kediri Bp. Lukmin ,Budayawan Nusantara Mbah Gimbal dari Surabaya juga beberapa kalangan seperti  Budayawan,Ulama,Mahasiswa, DKD Kota Kediri dan juga para Guru spiritual dari Surabaya,Jombang,Lamongan,Mojokerto, Tulungagung,Blitar dan 3 Pilar Kecamatan Mojoroto.
Bukan Hanya Kesenian Gamelan Jawa dari sanggar Puspo Arum saja yang memeriahkan acara sarasehan Agung ini komunitas WBI (Wanita Bersanggul Indonesia) juga ikut lengkapi memeriahkan.

Saat di konfirmasi awak media Nuswantoro.pos Bopo Bambang sebagai panitia koordinator lapangan menuturkan "Rencana acara ini ingin kami adakan setiap tahun namun demikian kami awali acara budaya di kota Kediri dengan skala kecil dulu sebagai pemantik sambil melihat seberapa jauh animo masyarakat dan penggiat penggiat budaya yang lainnya agar bisa ikut membangun untuk kesinambungannya."Tuturnya

"Harapannya acara budaya seperti ini bisa di dukung oleh masyarakat juga Pemerintah daerah Kota Kediri agar  mengenalkan bagaimana pentingnya budaya Jawa di Nusantara ini juga menggugah pentingnya wedaran terkait pasaran weton,wuku sesuai filosofinya." imbuhnya 

"Karena hitungan penanggalan Weton,wuku itu sendiri ada makna filosofi yang sangat penting untuk diri. seperti halnya penemuan hitungan tercetusnya Hari kemerdekaan Republik Indonesia itu sendiri sepertinya ambil dari makna filosofi hari pasaran Jawa."Tandasnya 

Mbah Gimbal salah satu Budayawan juga seorang spiritualis dalam sambutannya memaparkan "Orang Jawa Ojo lali jawane" yg berarti orang Jawa jangan sampai lupa adat budaya Jawa",paparnya 

"Budaya Jawa adalah budaya adiluhung yang perlu di lestarikan karena banyak sekali adat Jawa yang sudah di tinggalkan, orang Jawa tidak mengenal "Tembung Jare" (katanya),mari kita saling bersinergi untuk membangkitkan kembali budaya Jawa yang sudah tergerus oleh perkembangan era milenial ini.Pungkasnya 

Bp.Iptu Agung Sukodjo dari Polresta Kediri yg juga sebagai penggiat Budaya sekaligus sebagai Nara sumber dalam Sarasehan Agung  itu menjelaskan "Pentingnya Kesadaran Jati diri untuk Hidup dan kehidupan setiap harinya hingga terbentuk keselarasan Alam pada diri dan Alam Bumi ini."Jelasnya 
Bopo Agung sapaan akrab budayawan nyentrik ini menambahkan "Jika kita ambil filosofi  dari ditentukannya kemerdekaan Bangsa ini pada 17 Agustus 1945 dapat kita maknai sebagai Sangkan Paraning Dumadi manusia yang hidup di bumi ini, kenapa demikian ? 
angka 1 yang berarti ingsun, Angka 7 yang berarti Sempurna karna di usia kandungan 7 bulan anatomi tubuh janin sudah terbentuk lengkap, diantara angka 1 sampai dengan 7 ada angka 2,3,4,5,6 yang jika kita jumlahkan sama dengan 20. itu sebagai lambang Aksara Jawa HO NO CO RO KO dan seterusnya yang berjumlah 20 aksara".Ungkapnya

"Agustus berarti bulan 8 yang berarti 8 unsur Alam semesta ini 4 yang ada di bumi yaitu Air,Angin,Api,Tanah dan 4 yang ada di Angkasa yaitu Matahari,bulan,bintang dan Awan, Tak hanya itu Bopo Agung juga menjelaskan dari Tahun 1945, yang artinya 1 berarti ingsun 9 berarti 9 Lubang yg ada pada Tubuh Manusia 4 berarti sedulur 4 dan 5 sebagai pancernya,dari penjelasan filosofi tadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa hari Kemerdekaan negara kita ini adalah juga sebagai lambang Kasampurnaning jati diri kita sebagai Rakyat Indonesia dan patutlah kita berbangga dgn Bangsa ini,Maka dari itu sangat pentingnya Kesadaran Jati diri untuk membangun Bangsa ini agar budaya Jawa tidak mudah di gerus oleh budaya budaya dari luar".Pungkasnya (rgl/red).
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url